Source Code Visual Basic Mengoptimalkan Fungsi Spilt untuk sistem Quick Count Pemilu memanfaatkan OZEKI SMS Server
Berikut ini adalah diskusi saya dengan seorang teman tentang membuat sistem Quick Count tentang pemilu
Teman:
mas edri pernah bikin software untuk quick count pilkada..?? kebetulan di daerah saya akan ada pemilihan walikota periode 2010 - 2015 kalau ada bisa di bantu untuk source kode nya mas..?? untuk biaya berapa mas ? soalnya kebetulan instansi saya juga berkepentingan dengan hasil perhitungan ( quick count ) . tapi anggaran kurang memadai.. ( hanya Rp. 5,000,000,- saya browsing di internet ada yang jual software jadi dengan harga 2.500.000,- tapi saya ragukan kredibilitasnya... mohon bantuannya mas.
Riyu:
hmm, kalau softwarenya saya belum pernah buat mas, kalau berdasarkan wawancara di metro tv dulu, mereka menggunakan quick count berdasarkan statistik, saya belum pernah coba yang begitu, rasanya juga butuh seorang ahli statistik untuk bisa mendapatkan datanya, saya kurang tahu bagaimana menggenerate data sehingga begitu akuratnya. Bagaimana mewawancarai si pemilih, saya belum dapat gambaran tentang prosedurnya.
Teman:
gambarannya begini mas edri... kalau di kota saya.. ****... terdiri dari 53 Kelurahan.. 6 Kecamatan dan jumah TPS 1488 TPS jadi yang saya perlukan adalah software yang mampu menampung sms sebanyak 1488 sms ( Berdasarkan Jmlh SMS) dengan format kurang lebih begini : Kelurahan/Nmr TPS /jumlah suara pasangan 1/ jumlah suara pasangan 2/ jumlah pasangan 3. kalau yang sudah- sudah saya memakai SMS server dari OZEKI SMS server dan masih harus mengedit/input secara manual. tapi yang saya butuhkan sms yang masuk bisa secara otomotis bisa kita tampilkan kelayar tanpa mengedit terlebih dahulu.. untuk data- data kami lengkap. dan juga bekerja sama dengan pihak KPPS di tiap TPS...
Riyu:
hmm.. kalau gitu lebih masuk akal, kayaknya bukan sistem quick count seperti metrotv yah, tapi setelah hasil perhitungan itu yang dikalkulasikan...dan diterima di server setelah penghitungan selesai. hmm dibandingkan membuat hal yang baru, saya ada ide mas, data dari OZEKI itu yang dibuatkan program untuk mengolahnya, kalau dibuatkan program baru kan perlu diuji dulu reliabilitasnya terhadap jumlah sms yang masuk, keakuratan dsb-dsb. jadi nanti OZEKInya tetap dipake, yang dilakukan adalah mengakses database dari OZEKI itu sendiri, mungkin menggunakan vb atau apa untuk dihasilkan grafik yang dibutuhkan, saya rasa itu lebih mungkin. Ndak terlalu beresiko, dan bisa diujikan langsung terhadap data-data yang lama untuk mengukur kecepatannya. Kan cuma mengkonversi data, dan ditambah kemampuan untuk menyajikan data apakah dalam bentuk tabel atau grafik
Teman:
saya juga berpikir demikian mas... cuma masalahnya saya kesulitan untuk mengconversi data dari OZEKI ( ozeki juga bisa di hubungkan dengan SQL server ) dengan hasil berupa data yang sudah di pilah.. contoh kasus : ada SMS masuk seperti ini : KOTO NAN GADANG [ nama kelurahan ] 03 [ nomor TPS] 60 [ perolehan suara pasangan 1] 70 [suara pasangan 2] 75 [ suara pasangan 3 ] = KOTO NAN GADANG 03 60 70 75. yang jadi persoalan bagaimana cara untuk dapat mengimpornya secara otomatis kemasing -masing field dengan benar. dan bagaimana cara pemisahannya apakah menggunakan tanda "#" atau "spasi" atau "/" mengingat perolehan suara masing2 calon tidak selalu 2 digit dan nama kelurahan juga bervariasi, tanah merah (2 kalimat ) KOTO NAN GADANG ( 3 kalimat) pelabuhan ( 1 kalimat ) dsb... mohon pencerahan mas.
Riyu:
oh gitu, kalau gitu bisanya gini, kita pakai aja fungsi split mas. Split akan membagi sebuah variabel dan menjadikannya sebuah array
misal contoh kasus: KOTO NAN GADANG 03 60 70 75
nah jika kita simpan ini dalam variabel
x="KOTO NAN GADANG 03 60 70 75"
y=split(x," ")
maka sekarang variabel y adalah variabel array yang dibatasi dengan spasi bukan?, masalahnya sekarang kita mengambilnya dari belakang. Ingatkan perintah untuk mengambil nilai maximal array,
z=ubound(y)
z sekarang bernilai 6 karena ada 6 array (saya asumsikan array dimulai dari 0)
sehingga
y(6)="75"
y(5)="70"
y(4)="60"
y(3)="03"
y(2)="GADANG"
y(1)="NAN"
y(0)="KOTO"
yang jadi perhatian kita adalah JANGAN MENGURUTKAN DARI DEPAN, karena kalau kita hitung dari depan, tentu saja jumlah spasi permasing-masing kelurahan adalah berbeda. Untuk itu kita hitung dari belakang, dari ubound sampai dengan 4 kedepannya (dari 6 sampai dengan 3) itu adalah termasuk data, sedangkan yang sesudahnya adalah nama kelurahan.
Jadi yang kita perhitungkan adalah uboundnya, jika jumlah kata dalam kelurahan bertambah, maka uboundnya juga bertambah
Semoga membantu
misal contoh kasus: KOTO NAN GADANG 03 60 70 75
nah jika kita simpan ini dalam variabel
x="KOTO NAN GADANG 03 60 70 75"
y=split(x," ")
maka sekarang variabel y adalah variabel array yang dibatasi dengan spasi bukan?, masalahnya sekarang kita mengambilnya dari belakang. Ingatkan perintah untuk mengambil nilai maximal array,
z=ubound(y)
z sekarang bernilai 6 karena ada 6 array (saya asumsikan array dimulai dari 0)
sehingga
y(6)="75"
y(5)="70"
y(4)="60"
y(3)="03"
y(2)="GADANG"
y(1)="NAN"
y(0)="KOTO"
yang jadi perhatian kita adalah JANGAN MENGURUTKAN DARI DEPAN, karena kalau kita hitung dari depan, tentu saja jumlah spasi permasing-masing kelurahan adalah berbeda. Untuk itu kita hitung dari belakang, dari ubound sampai dengan 4 kedepannya (dari 6 sampai dengan 3) itu adalah termasuk data, sedangkan yang sesudahnya adalah nama kelurahan.
Jadi yang kita perhitungkan adalah uboundnya, jika jumlah kata dalam kelurahan bertambah, maka uboundnya juga bertambah
Semoga membantu
ps: Nama Teman, nama kota bukan nama sebenarnya, biar kayak sinetron gitu,
mantap mas edri... keep posting.... ilmunya membantu banget.......
BalasHapusSip, mudah2an ndak bosan >.<
BalasHapusmantab mas... aku juga pingin bisa berbagi ilmu segudang kaya mas riyu
BalasHapussemoga berguna :)
BalasHapus